Benarkah bulu kucing bisa bikin mandul?
Banyak anggapan bahwa pasangan suami istri apabila ingin segera memiliki anak maka sebaiknya tidak memelihara kucing.
Sebab memelihara kucing dinilai bisa berbahaya karena bulu kucing disebut-sebut bisa membuat perempuan susah hamil. Benarkah?
Penjelasan dokter
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG-KFER menjelaskan, informasi mengenai bulu kucing yang menyebabkan susah memiliki keturunan adalah tidak benar alias hanya mitos.
“Itu tidak benar. Penyebab infertilitas berasal dari masalah istri 30-40 persen, suami 30-40 persen, kombinasi keduanya 10-15 persen, dan dengan penyebab yang tidak diketahui 10-15 persen,” ujar Yassin.
Menurutnya, permasalahan dari istri atau ibu yang menyebabkan infertilitas antara lain:
- Masalah saluran telur dan rongga panggul
- Gangguan pematangan telur
- Kista coklat
- Cadangan telur menurun
- Usia semakin tua Gangguan pada rahim (myoma, polip, adenomyosis)
Sementara, permasalahan pada suami yang menyebabkan infertilitas, yakni:
- Gangguan sperma dengan kemampuan berenang yang menurun
- Bentuk sperma yang rusak
- Jumlah sperma sedikit
- Gangguan pada DNA sperma
Gangguan DNA
Yassin menambahkan, gangguan pada DNA sperma juga dapat disebabkan oleh faktor genetik, gangguan hormonal, penyakit sistemik (diabetes) dan gaya hidup.
“Faktor gaya hidup seperti merokok, testis terpapas panas, hobi sepedaan, menyimpan ponsel di celana, laptop diletakkan di pangkuan, suka sauna, dan obesitas,” ujar dokter yang juga sebagai konsultan fertilitas endokrinologi dan reproduksi di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) di Jakarta Selatan.
Bulu kucing dan parasit toksoplasma gondii
Di samping itu, dalam bulu kucing disebut terdapat parasit bernama Toksoplasma gondii yang menyebabkan kemandulan.
Informasi ini beredar dari unggahan video TikTok berikut.
Dokter dari RS Siloam Palembang, Nicho Saputra Nugraha mengatakan bahwa bulu kucing tidak menyebabkan kemandulan.
Terkait adanya Toksoplasma gondii, ia mengatakan, dari beberapa penelitian terdapat hubungan antara kesuburan dengan parasit tersebut.
“Toksoplasma gondii adalah parasite intraseluler yang menginfeksi burung dan mamalia,” ujar Nicho saat dikonfirmasi lebih lanjut.
Nicho mengatakan, tahap utama daur hidup Toksoplasma gondii adalah pada kucing di mana kucing sebagai pejamu definitive.
Di dalam sel epitel usus kecil kucing bisa berlangsung daur seksual dan aseksual yang menghasilkan ookista yang akan dikeluarkan bersama dengan kotoran kucing.
Kotoran kucing inilah yang kemudian bisa menyebabkan toksoplasmosis.
Mamalia selain kucing
Selain itu, bukan hanya kucing yang bisa menjadi penyebab toksoplasmosis saja, melainkan tikus dan burung juga bisa menjadi penyebab.
Menurut Nicho, mengonsumsi makanan dan daging yang kurang matang juga bisa menyebabkan kondisi tersebut.
Ia menambahkan, sejumlah vector seperti lipas maupun lalat bisa menjadi penyebab dengan cara memindahkan ookista dari tinja mamalia yang terinfeksi ke makanan.
Kendati begitu, kandang dan tempat kucing dianjurkan untuk tidak diletakkan berdekatan dengan tempat makanan keseharian kita.
Penting juga untuk menutup makanan dengan rapat agar lipas dan lalat tidak bertelur di makanan.
Source : Kompas.com