10 penyebab kucing makan banyak tapi tetap kurus

Kamu pastinya ingin banget kan punya kucing yang gendut dan sehat. Kalau lihat kucing makan lahap, hati pun terasa senang. Tapi, gimana kalau kucingmu udah makan banyak banget tapi dia tetap kurus? Padahal, kamu merasa sudah memberikan dia makan banyak. Pastinya, kamu jadi merasa sedikit kesal. Ternyata, penyebab kucingmu nggak kunjung gendut ada banyak. Bisa jadi karena dia punya pola aktivitas yang aktif banget. Atau, bisa juga karena dia nggak dapat nutrisi yang cukup. Selain itu, ada lebih banyak lagi alasan kenapa kucingmu banyak makan tapi tetap kurus. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan 10 penyebab kucing makan banyak tapi tetap kurus berikut ini. Let’s dive in!

1. Secara genetik, dia memang nggak bakat jadi gendut

Kamu pastinya punya teman yang selalu terlihat langsing padahal dia hobi makan. Usut punya usut, ternyata temanmu punya faktor genetik yang membuatnya bisa tetap kurus. Misalnya, dia punya sistem metabolisme yang cepat. Sehingga, dia bisa tetap punya badan kurus walaupun nafsu makannya besar.

Hal yang sama juga bisa terjadi pada kucingmu. Beberapa jenis kucing memang punya sistem metabolisme yang cepat secara genetik. Dengan begitu, biarpun kucing makan banyak tapi si meong akan tetap kurus. Karena nutrisinya langsung hilang secara cepat dan menjadi energi. Kucing dengan genetik metabolisme cepat memang susah banget jadi gendut. Kamu mungkin harus keluarkan budget tambahan buat beli makanan kucing khusus buat menambah berat badannya. Asalkan dia sehat, sebenarnya tidak ada hal yang perlu kamu khawatirkan. Kamu cuma perlu pastikan berat badannya tetap ideal.

Catatan: ada 5 ras kucing yang mudah gendut karena memiliki gen dengan metabolisme lambat. Mereka adalah kucing persia, british shorthair, american shorthair, ragamuffin, dan sphynx.

2. Kucing aktif bergerak

Kucing yang punya pola aktivitas aktif memang lebih susah menjadi gendut. Apalagi, kalau kamu bandingkan dengan kucing yang hobi rebahan. Biasanya, anak kucing atau kucing berumur 1 tahun memang masih aktif-aktifnya. Dia masih suka bermain-main dan eksplorasi. Jadi, karbohidrat yang dia dapatkan tidak menjadi lemak yang menggumpal di badan. Akan tetapi, semua karbohidrat diolah menjadi kalori dan dipakai sebagai energi untuk kucing aktif bermain. Walaupun kucingmu terlihat kurus, kamu tidak perlu khawatir. Bobot kucing akan tetap bertambah. Selama bobotnya stabil, si meong masuk ke dalam kategori kucing sehat.

3. Kualitas makanan kucing jelek

Penyebab kucingmu nggak lekas gendut bisa jadi disebabkan dia nggak dapat nutrisi yang dibutuhkan. Memang, kamu mungkin sudah memberi dia makan dalam jumlah banyak. Tapi, kalau kualitas makanannya rendah, si meong jadi nggak dapat nutrisi yang cukup. Nggak heran kalau kucingmu selalu minta makan. Tapi, di satu sisi berat badannya nggak nambah-nambah. Kamu bisa perbaiki gizi kucingmu dengan memberikannya wet food komersial. Atau, kamu juga bisa membuat sendiri makanan kucing buat si meong. Kalau kondisimu nggak memungkinkan, kamu bisa juga kok kasih dia dry food. Tapi, dry food yang kamu kasih harus berkualitas premium. Kamu bisa konsultasikan terlebih dulu dengan dokter hewan. Siapa tahu, dokter hewan bisa bantu kasih rekomendasi makanan kering bagus supaya kucingmu cepat gendut.

4. Kucing terkena penyakit cacingan

Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali kamu memberi kucingmu obat cacing? Atau, jangan-jangan kamu belum pernah sekalipun memberikannya obat cacing? Bisa jadi, kucingmu jadi nggak lekas gendut gara-gara dia terkena penyakit cacingan. Sakit cacingan memang lazim banget dialami kucing. Apalagi, kalau si meong masih kecil banget. Kucingmu bisa terkena cacingan lewat kutu. Atau, bisa jadi telur cacing masuk ke dalam perutnya saat dia lagi grooming. Anak kucing bisa tertular penyakit cacingan dari induknya lewat air susu kucing. Kucing yang terkena cacingan memang sering banget minta makan. Tapi, anehnya mereka nggak pernah gendut. Yang ada, hanya perut mereka saja yang terlihat buncit. Sedangkan, anggota tubuhnya yang lain malah kelihatan kurus.

Cacing yang menempel di usus kucing memang bikin si meong nggak bisa menyerap nutrisi dengan maksimal. Ya, mana bisa menyerap dengan maksimal, kalau nutrisinya selesai diproses langsung dikunyah oleh segerombolan cacing? Sampai di sini paham ya? Hehe. Jadi, nggak heran, kucing jadi susah banget buat gemuk.

Nggak cuma itu, bulu kucingmu juga terasa kasar dan kelihatan kusam. Kadang-kadang, cacing yang menginfeksi kucingmu juga bisa ikut keluar saat si meong lagi buang air besar. Kalau gejala-gejala di atas muncul, segera obati si meong. Baca artikel cara mengobati kucing cacingan ini. Di sana, saya sudah menuliskan solusi yang terbukti ampuh untuk mengobati penyakit cacingan pada kucing.

Atau kamu bisa juga membawa si meong ke dokter hewan. Jika penyakit cacingan sudah sembuh, jangan lupa berikan kucingmu obat cacing secara rutin setiap 3 bulan sekali. Apalagi, kalau dia tipe-tipe kucing outdoor yang suka berkeliaran bebas. Sebaiknya, kamu juga nggak memberikan dia daging mentah. Soalnya, daging mentah juga bisa bikin kucingmu terkena cacingan.

5. Umur kucing sudah tua

Di dalam umur kucing, 13 tahun sudah termasuk usia tua. Jadi, nggak heran kalau fungsi beberapa organ pencernaan si meong jadi menurun. Kucingmu jadi nggak bisa mencerna dengan baik kandungan protein dan lemak di dalam makanannya. Sedangkan, kebutuhan energinya tetap tinggi. Kucingmu pun mengalami defisit kalori. Sehingga, dia jadi lebih sering minta makan. Tapi, tetap saja tubuhnya nggak menggendut. Yang ada, dia malah semakin kurus.

Alasan lain, kucing yang sudah tua mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan. Coba kamu periksa kelengkapan gigi kucing. Jika kucing milikmu sudah ompong, si meong akan malas makan. Akibatnya, kucing akan kekurangan nutrisi dan akhirnya menjadi sangat kurus. Solusi kucing tua yang terlanjut kurus gimana? Saya sarankan untuk mengunjungi dokter terlebih dahulu. Biasanya dokter hewan bakal meneliti ada nggaknya penyebab lainnya di luar faktor umur dan gigi ompong. Solusi sederhananya adalah Kamu harus memberikan makanan khusus untuk kucing ompong. Makanan yang mudah dicerna, tekstur lembut dan beraroma kuat.

6. Diabetes

Diabetes Mellitus nggak cuma bisa menyerang manusia saja, lho. Kenyataannya, kucingmu juga bisa terkena penyakit satu ini. Diabetes memang berhubungan erat dengan kadar gula darah yang tinggi banget. Ini bisa disebabkan karena rendahnya produksi insulin di dalam tubuh kucing. Padahal, insulin berperan penting buat memecah kadar glukosa dan mengubahnya jadi energi. Tanpa adanya insulin, glukosa di dalam darah nggak bisa diproses jadi energi. Akibatnya, kucingmu jadi merasa lapar terus-terusan. Tapi, di saat yang sama dia nggak mengalami kenaikan berat badan.

Si meong bakal terus-terusan minta makan buat mengkompensasi penurunan energi. Selain itu, kucingmu juga jadi sering banget minum. Di saat yang sama, dia juga jadi lebih sering buang air kecil. Resiko kucingmu terkena diabetes jadi meningkat saat dia mulai menginjak usia senja. Kalau si meong tunjukkan gejala diabetes, lebih baik segera periksakan ke dokter hewan deh. Kamu mungkin harus mengganti makanannya ke makanan kucing khusus. Si meong juga biasanya harus menerima injeksi insulin 2 kali sehari.

7. Hipertiroidisme

Kucing sering banget makan banyak tapi tetap kurus? Berat badan kucing nggak bertambah? Bisa jadi dia terkena hipertiroidisme. penyakit ini disebabkan oleh jumlah hormon tiroid yang terlalu banyak di dalam darah. Hormon tiroid berfungsi untuk buat bantu menjaga kelancaran metabolisme tubuh kucing. Tapi, ada kalanya produksi hormon ini jadi terlalu banyak. Akibatnya, sistem metabolisme si meong juga jadi jauh lebih cepat. Gara-gara itu, kalori yang harusnya disimpan jadi lemak justru terkonversi semua jadi energi.

Akibatnya, kucingmu jadi gampang banget lapar. Tapi, dia sama sekali nggak bertambah berat badannya. Malah, bisa jadi dia berat badannya malah menurun. Kucing yang menderita hipertiroidisme juga terlihat memiliki bulu yang kasar dan kusam. Ini karena tubuhnya nggak sempat menyerap nutrisi yang ada di dalam makanan. Soalnya, semua nutrisi tersebut keburu terbakar jadi energi. Selain itu, kucingmu juga jadi hiperaktif. Bisa jadi dia mengeong-ngeong dan nggak bisa diam. Hipertiroidisme juga bisa bikin kucingmu muntah. Biasanya, dokter hewan bakal memberikan obat buat mengontrol produksi hormon tiroid untuk si meong. Selain itu, kamu juga perlu mengganti makanannya dengan jenis cat food dengan kandungan iodine rendah.

8. Feline Acromegaly

Istilah Feline acromegaly mungkin terdengar asing. Kurang lebih, sindrom satu ini mirip dengan penyakit diabetes. Feline acromegaly terjadi karena tubuh kucing nggak bisa mengontrol kadar gula darah yang sehat. Bedanya, akromegali kucing bukan disebabkan oleh absennya hormon insulin. Tapi, lebih ke produksi hormon pertumbuhan IGF-1 yang berlebihan. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari. Kucing yang menderita Feline acromegaly biasanya punya nafsu makan yang gede banget. Selain itu, dia juga sering merasa kehausan. Akromegali pada kucing bisa memicu tipe diabetes yang resisten terhadap insulin. Selain itu, si meong juga bisa mengalami pembesaran jaringan di rahang, organ jantung, dan hati. Sampai sekarang, nggak ada obat yang bisa menyembuhkan akromegali kucing. Perawatan kucing yang terkena akromegali biasanya meliputi perawatan dan pencegahan infeksi sekunder. Tapi, untungnya penyakit ini jarang banget diderita kucing.

9. Radang usus

Penyakit radang usus ternyata juga bisa jadi alasan kucingmu makan begitu banyak tapi tetap kurus. Infeksi radang usus bisa terjadi akibat dinding usus dari saluran pencernaan kucing membengkak. Gara-gara itu, nutrisi dari makanan yang disantap si meong jadi nggak bisa terserap dengan baik. Kucingmu pun jadi selalu lapar, karena dia nggak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Selain itu, radang usus juga bisa mengakibatkan kucingmu muntah berbuih. Beberapa kucing juga bisa menunjukkan gejala diare. Kalau ketiga gejala di atas ada di kucingmu, sebaiknya segera bawa ke dokter hewan. Penyebab kucingmu terkena radang usus bisa bermacam-macam, seperti:

Reaksi alergi dan intoleransi terhadap kandungan makanan tertentu.
Stres.
Gangguan parasit di dalam usus.
Masuknya bakteri jahat ke dalam usus pencernaan si meong.
Faktor genetik.
Kucingmu kena radang usus? Dokter hewanmu biasanya mengusulkan langkah pengobatan dan perawatan sesuai penyebabnya. Kalau kucingmu ternyata alergi makanan tertentu, biasanya kamu disarankan buat memberi makanan kucing hipoalergenik. Kalau radang disebabkan infeksi bakteri, biasanya dokter hewan bakal memberikan obat antibiotik dan anti-inflamasi.

10. Jatah makan kucingmu dimakan kucing yang lain

Penyebab terakhir terkait kucing makan banyak tapi tetap kurus adalah jatah makan kucing dirampas kucing lain. Ini biasa terjadi kalau kamu pelihara lebih dari satu kucing di rumah. Kamu mungkin sudah memberikan porsi makanan yang sesuai buat kucingmu. Tapi, kamu nggak mengawasi saat kucing-kucingmu makan. Sedangkan, bisa jadi ada satu kucing yang suka makan jatah dari teman-temannya. Akibatnya, kucingmu yang malang ini jadi kurang kenyang. Bisa jadi kucingmu malah memilih buat menyingkir sejenak saat kamu memberinya makan bareng kucing-kucingmu yang lain. Jadilah, dia datang ke kamu dan minta makan lagi dan lagi. Coba deh, perhatikan perilaku kucing-kucingmu saat jam makan. Kalau perlu, kamu bisa memberi makan mereka di tempat yang terpisah. Dan pastikan kamu memberikan takaran makan kucing yang tepat per hari. Dengan begitu, kucing bisa makan dengan tenang dan cepat gendut, deh.

Bagaimana caranya supaya kucing saya bertambah berat badannya?

Kamu sudah tahu alasan kenapa kucingmu makan banyak tapi tetap kurus. Di luar faktor kesehatan, kucingmu butuh nutrisi yang seimbang supaya bobotnya bisa bertambah. Saya punya tips supaya bobot kucingmu bertambah dan tetap sehat. Yuk, simak.

1. Ganti makanan kering dengan makanan basah

Dibandingkan makanan kering, wet food punya kandungan nutrisi yang lebih lengkap buat kucingmu. Makanya, sebaiknya kamu mulai pertimbangkan buat ganti makanan kucingmu ke makanan basah. Kucingmu nggak cuma bisa dapat nutrisi seperti protein dan lemak yang dibutuhkan. Tapi, makanan basah juga jauh lebih bagus buat ginjalnya. Apalagi, kalau kucingmu sudah mulai masuk usia senja. Supaya kucingmu nggak bosen, kamu bisa merotasi pemberian wet food dengan dry food. Kalau wet food komersial terasa mahal di budget, kamu juga bisa kok bikin wetfood buatan sendiri. Kamu bisa campurkan tempe kukus yang dicampur dengan daging ikan tongkol rebus. Atau, kamu juga bisa memberikan wetfood dari daging ayam. Terpaksa tetap kasih makan si meong dengan dry food? Sebenarnya, itu pun nggak masalah. Tapi, pastikan kamu memilih dry food dengan kualitas yang lebih bagus.

2. Beri makan sesuai dengan kebutuhannya

Saat memberi makan kucing, pastikan kamu paham benar makanan yang mereka butuhkan. Kalau kucingmu punya pola aktivitas aktif banget, berikan dia makanan yang kaya akan protein. Pilihan yang lebih baik memang makanan basah yang diformulasikan khusus buat kitten atau kucing berusia 1 tahun. Lain lagi kalau kucingmu sudah berusia lanjut. Biasanya, mereka kurang bisa menyerap lemak dan protein. Makanya, kamu perlu fokus buat kasih mereka makanan yang kaya akan antioksidan. Selain itu, kucingmu juga butuh kandungan asam lemak dan prebiotik buat bantu merawat saluran pencernaannya. Kalau sistem pencernaannya terjaga, kucingmu pun bisa tetap dapat nutrisi yang dia butuhkan. Berat badannya juga pasti jadi lebih stabil.

3. Tambahkan makanan khusus kitten ke dalam makanan si meong

Berat badan kucingmu masih tetap begitu-begitu saja? Coba berikan sedikit saja makanan khusus kitten di dalam makanannya. Makanan buat anak kucing punya kandungan kalori yang lebih tinggi dibandingkan makanan buat kucing dewasa. Dengan bertambahnya kalori yang masuk, bobot kucingmu pasti sedikit demi sedikit mulai bertambah. Tapi, kamu perlu hati-hati! Kamu nggak boleh memberikan makanan khusus anak kucing ini kalau si meong punya riwayat masalah ginjal. Sebelum lakukan tips ini, sebaiknya kamu konsultasi terlebih dulu dengan dokter hewan.

Kesimpulan
Ternyata, ada banyak alasan di balik sulitnya menaikkan bobot badan si meong. Bisa jadi secara genetik dia memang nggak bisa bertambah gendut. Atau, bisa juga karena pola aktivitasnya yang tinggi banget. Kualitas makanan yang jelek juga bisa bikin dia nggak kunjung gendut. Beberapa penyakit seperti radang usus, cacingan, dan hipertiroidisme juga bisa bikin kucingmu sulit jadi gendut. Faktor umur juga bisa bikin kucingmu tetap kurus walaupun rajin banget makan. Sebaiknya, konsultasikan dulu gejala kucingmu ini ke dokter hewan. Setelah itu, baru deh kamu bisa fokus buat menggendutkan kucing kesayanganmu.

sumber:GOLDENMAZE

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *