Pengobatan dan Pencegahan Terhadap Toxoplasma Gondii

Credit : Benoit Daoust/SHUTTERSTOCK

Pengobatan

Pengobatan yang tersedia pada hewan dan manusia saat ini belum sepenuhnya memberikan hasil yang memuaskan. Pengobatan hanya efektif apabila Toxoplasma Gondii terdapat pada fase trofozoit dan pengobatan tidak efektif lagi apabila telah mencapai bentuk kista. Pengobatan yang diberikan pada umumnya berupa kombinasi antara pyrimethamine dan sulfonamide (khususnya sulfadiazine, sulfamethazine, dan sulfapyrazine). Kombinasi obat ini telah dilaporkan efektif terhadap takizoit tetapi tidak pada bradizoit pada manusia, tetapi obat ini bersifat toksik pada kucing. Pengobatan dengan kombinasi antara pyrimethamine dan sulfonamide dilakukan selama 3 minggu atau 1 bulan. Untuk mencegah efek samping dari pengobatan dapat ditambahkan asam folinik yang diberikan 2-4 mg/hari atau diberikan ragi roti 5-10 gr/hari, dua kali seminggu.

Spiramcyin juga digunakan untuk pengobatan pada manusia tetapi efektifitas obat ini terhadap T.Gondii belum dilaporkan. Spiramcyin 100 mg/kg BB/hari selama 30-45 hari dapat diberikan pada wanita hamil yang mendapatkan infeksi primer, sebagai obat propilak untuk mencegah transmisi T.Gondii.

Kindamisin juga efektif untuk pengobatan toxoplasmosis, tetapi tidak dianjurkan diberikan pada bayi dan wanita hamil karena dapat menyebabkan kolitis pseudomembranosa dan kolitis ulserativa. Obat macrolide lain yang efektif untuk T.Gondii adalah klaritromisin dan azitromisin yang diberikan bersama pyrimethamine pada penderita AIDS dengan encapalitis toxoplasmik.

Pengobatan pada kucing dapat dilakukan dengan pemberian clindamycin. Obat ini telah dilaporkan efektif terhadap toxoplasmosis. Obat ini akan mengurangi pelepasan ookista oleh kucing tetapi tidak untuk mengeliminasi ookista.

Pencegahan

Upaya pencegahan terhadap infeksi T.Gondii lebih baik dilakukan dibandingan dengan pengobatan, mengingat bahwa pengobatan terhadap T.Gondii yang tersedia saat ini belum sepenuhnya memberikan hasil yang memuaska. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

  1. Membersihkan serta mengganti tempat pembuangan feses kucing secara rutin setiap hari.
  2. Menjadi kesehatan pribadi pada saat menangani kucing dan pada saat membersihkan kandang maupun tempat pembuangan feses kucing. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu mencuci tangan dengan bersih menggunakan desinfektan, memakai sarung tangan saat membersihkan kandang kucing.
  3. Tidak membiarkan kucing defekasi di sembarang tempat, sebaiknya disediakan tempat khusus untuk kucing defekasi.
  4. Wanita hamil sebaiknya menghindari untuk kontak dengan kucing yang terindikasi.
  5. Menghindari memakan daging yang mentah atau setengah matang. Sebaiknya daging dimasak minimal pada suhu 65°C sebelum dikonsumsi.
  6. Kucing hanya diberikan makanan yang telah dimasak dengan baik.
  7. Memakai sarung tangan saat berkebun
  8. Baik pasir tempat mainan anak-anak ditutup untuk mencegah kucing defekasi pada tempat tersebut.
  9. Pada peternakan, sebaiknya mencegah masuknya kucing dan insekta lain seperti lalat dan kecoa.
  10. Monensin dan decoquinte digunakan pada biri-biri yang sedang bunting untuk mencegah terjadinya aborsi karena T.Gondii.
  11. Sekarang telah bersedia vaksin untuk domba, sehingga dianjurkan untuk memvaksin domba yang rentan terhadap T.Gondii. Vaksin yang tersedia merupakan vaksin hidup yang tersedia merupakan vaksin hidup yang mengandung takizoit yang dilemahkan. Strain yang digunakan merupakan strain yang kehilangan kapasitas untuk membentuk kista jaringan dan potensial untuk membentuk ookista pada kucing. Vaksin mengandung 104-106 takizoit dan diberikan dalam dosis tunggal secara intramuskular.

 

Source : “Kitty & Me” Magazine
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *