Tidak mau makan? Atau tidak bisa makan?

credit : freepik.com

Betapa khawatirnya ketika kucing kita yang sehat tiba – tiba kehilangan napsu makan tanpa sebab yang jelas.

Ketika tidak seperti biasanya kucing peliharaan kita menjauhi piring berisi makanannya, jengan langsung kita beranggapan bahwa merea suka pilih – pilih makanan.

Anorexia adalah istilah medis untuk hilangnya napsu makan. Ada banyak faktor penyebabnya pada hewan. Sebagian sangat sederhana dan mudah ditangani, ada pula yang sangat rumit yang memerlukan penanganan ahlinya.

Ketika binatang berhenti makan, tubuhnya bergantung kepada serapan cadangan lemak tubuh melalui ginjal untuk menghasilkan kalori. Tetapi jika hal itu terjadi pada kucing, hanya dalam waktu singkat akan mengakibatkan kerusakan ginjal.

Jadi bagaimana kita bisa mengetahui apakah hewan peliharaan kita “suka pilih – pilih makanan” atau sesuatu yang lebih serius dari itu. Pertama – tama hindari mendiagnosis sendiri di rumah, bawalah ke dokter hewan secepatnya.

Perlu diingat bahwa sangatlah penting mengeliminasi semua alasan medis, dari pada pemiliknya berusaha mencoba – coba sesuatu dan membiarkan waktu berlalu tanpa kejelasan. Tak ada yang lebih buruk dari pada merawat hewan yang sudah sangat kritis, padahal pemiliknya bisa bertindak lebih cepat membawanya ke dokter, dan pastinya banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu menghilangkan sakitnya.

Ketika sudah tidak ada alasan medis, barulah kita mencari alasan non medisnya mengapa kucing tidak mau makan, misalnya kucing sangat sensitif  dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kebiasaan makan kucing kita. “Kebisingan jalan raya”, suara berisik, binatang lain, dan tempat makanan yang kotor dapat mempengaruhi napsu makan kucing. Cobalah lebih sensitif kepada perilaku kucing peliharaan kita.

Tanda Bahaya

Kadang kehilangan napsu makan merupakan gejala awal sebuah kondisi medis yang serius. Anjing dengan Arthritis mudah dikenali, namun pada kucing bisa terlihat normal tapi sebenarnya sangat sakit seperti kerusakan ginjal yang perlahan atau menderita diabetes yang sering terjadi pada kucing yang mengalami obesitas.

Setelah semua kondisi medis tereliminasi, sebaiknya pemilik memperhatikan dengan seksama tentang cara mereka memberi makan kepada hewan peliharaan mereka. Jika kucing terlalu lama tidak makan, mereka akan mengalami gagal ginjal. Sangat disarankan agar pemilik kucing memiliki kebiasaan memberi makanan yang baik dan berkonsultasi dengan dokter hewan tentang nutrisi peliharaannya.

Penyakit lain seperti cacingan, sakit gigi, infeksi, radang tenggorokan dan usus dapat terdiagnosa dengan mudah oleh dokter hewan, melalui pemeriksaan fisik dan jika perlu dengan alat X-ray atau ultrasound scan. Biasanya hewan akan merespon dengan baik terhadap antibiotik dan penanganan lain jika penyakitnya terdeteksi sejak dini.

Bagaimana memperbaiki napsu makan kucing dan menghindari hal yang tidak diinginkan?

Ikuti Kebiasaan Makan

Cobalah mengerti kebiasaan makan kucing anda. Kucing dikenal suka “nyemil”, dengan kata lain kucing lebih senang makan sedikit – demi sedikit sepanjang hari, tidak seperti anjing yang lebih suka makan 2 – 3 kali sehari dengan porsi besar.

Buatlah Beraroma Lezat

Bau makanan sangat penting khususnya untuk kucing. Mereka sangat sensitif terhadap bau dan tekstur. Sedikit campuran makanan kaleng premium pada makanan kering mereka akan sangat membantu.

Jangan Diganggu

Tinggalkan kucing yang sedang makan sendiri. Terlalu banyak kehebohan, kebisingan atau gangguan akan sangat tidak menyenangkan.

Buatlah Semenarik Mungkin

Kucing bisa menjadi rewel dengan mangkuk makannya. Pastikan sudah bersih, sebaiknya terbuat dari keramik atau logam dan plastik yang dilapisi porselen.

Waktu Untuk Berubah

Merubah merek makanan dapat meningkatkan napsu makan kucing. Tetapi, perkenalkan makanan baru secara bertahap. Perubahan secara mendadak malah dapat membuat kucing enggan makan.

Stress yang Berlebihan

Stress bisa menjadi penyebabnya. “Pindah rumah” atau kehadiran bayi manusia atau hewan lain itu semua dapat mempengaruhi napsu makan kucing. Kadang karena kedekatan degan manusia atau hewan lain, ketika mereka “kehilangan”, hal itu mempengaruhi perilaku dan suasana hati, yang akhirnya berimbas kepada napsu makan mereka.

Dalam level yang tidak berhubungan dengan emosi, hewan peliharaan sangat mungkin tertarik makanan manusia, yang membuat makanan mereka sehari – hari kurang menarik. Kucing akan menunggu dengan sabar untuk sesuatu yang jatuh dari meja makan, ketika mereka sadar bahwa mereka tidak akan mendapatkan apa – apa, mereka akan kembali ke mangkuk makan sendiri.

Perubahan cuaca bisa juga mengakibatkan berkurangnya napsu makan. Sangat lazim jika dalam hari yang panas hewan peliharaan kita tidak terlalu aktif.

Perubahan makanan yang mendadak memiliki dampak lain, karena makanan tertentu dapat mengakibatkan iritasi. Makanan yang berlemak dan berminyak tinggi akan menyebabkan kembung dan kram yang merusak napsu makan.

Beberapa hewan malah alergi terhadap protein – protein tertentu seperti ayam : ayam, daging sapi, gandum, jagung atau kedelai.

Walaupun kucing kehilangan napsu makan yang bukan karena masalah medis, pola makan yang buruk dalam periode yang berkelanjutan akan mengakibatkan medis yang serius.

Pendekatan secara logis sangatlah disarankan, karena kucing dapat merasakan “kehebohan” pemiliknya, yang membuat mereka semakin enggan untuk makan. Cobalah untuk tetap tenang. Pertama – tama minta pendapat dokter hewan, kemudian coba pelajari melalui “trial & error” dari apa yang kucing anda suka dan tidak suka dalam hal makanan.

 

Source : “Cat’s” Magazine
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print