bolehkah kucing makan nasi?

Melihat kucing makan nasi tentu sering kita lihat ya, banyak pemilik kucing yang masih memberikan nasi untuk kucingnya biasanya dicampurkan dengan ikan. Sebenarnya boleh tidak memberikan nasi pada kucing?

Berikut 5 alasan sebaiknya tidak memberi banyak nasi pada kucing :

1. Ternyata ketika memberikan nasi dan ikan pada kucing, terdapat kekurangan terhadap bahan gizi lainnya.

Kucing yang mengonsumsi nasi dan ikan dengan porsi nasi 2 kali dari porsi ikan. Kucing akan kekurangan lemak, mineral zinc,vitamin e, dan vitamin b 12. Padahal mineral dan vitamin itu sangat penting untuk tubuh sebagai pendukung dalam metabolisme tubuh. Jika kekurangan zat tersebut tentu akan menyebabkan kondisi tubuh terganggu.

2. Secara alami, kucing merupakan karnivora atau pemakan daging

Pencernaan kucing didesain sebagai karnivora obligat atau pemakan daging, berbeda dengan anjing yang merupakan omnivora. Walaupun anjing tetap memerlukan juga protein hewani, tapi bisa mendapatkan zat nutrisi lain dari bahan makanan lain seperti sayur, dan sumber karbohidrat. Tapi kucing, memiliki keunikan karena kemampuan pencernaan kucing yang membutuhkan beberapa protein dan asam amino yang tidak bisa didapatkan dari bahan selain daging, ayam, maupun ikan.

3. Nasi termasuk karbohidrat, tapi kucing tidak terlalu membutuhkannya

Betul sekali, nasi termasuk karbohidrat salah satu sumber nutrisi yang penting untuk makhluk hidup sebagai penghasil energi. Tapi ternyata tidak untuk kucing, untuk menghasilkan energi, kucing tidak membutuhkan karbohidrat, namun bisa disintesa dari protein.

4. Kelebihan konsumsi nasi bisa menyebabkan diare dan gangguan kesehatan lainnya

Kucing memiliki sedikit enzim amilase, enzim ini penting untuk mengubah karbohidrat menjadi lebih sederhana. Dalam hal ini nasi (karbohidrat) menjadi glukosa, tapi pada kucing tidak semua karbohidrat bisa berubah jadi glukosa karena keterbatasan enzim ini.

Sehingga kelebihan karbohidrat di dalam saluran pencernaan bisa menyebabkan peningkatan fermentasi mikroba, jadi menyebabkan keseimbangan mikroba di saluran cerna terganggu yang akan menyebabkan mencret atau diare, bahkan biasanya menimbulkan bau yang kurang menyenangkan karena bau feses menjadi lebih asam. Banyaknya karbohidrat yang tidak tercerna bisa juga meningkatkan fermentasi bakteri di saluran cerna sehingga menimbulkan gas yang bisa menyebabkan kembung.

5. Kucing memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda

kebutuhan nutrisi yang wajib diperoleh kucing (Buffington 2004)
Kucing, perlu mendapatkan beberapa nutrien yang tidak bisa ditemukan di bahan makanan selain protein hewani, seperti asam amino taurine, arginine, asam linoleat, asam arakidonat, vitamin A, vitamin B.

Taurine dan arginin merupakan asam amino yang sangat penting untuk kucing, tidak diperoleh kalau hanya konsumsi nasi dan sedikit ikan

Arginin berperan dalam sintesa urea dari amonia dalam tubuh, jika amonia berlebihan dalam tubuh akan menyebabkan tubuh keracunan amonia karena banyaknya amonia yang beredar di darah. Arginin ini ditemukan pada berbagai protein hewani termasuk daging dan jeroan.

Pada hewan omnivora dan herbivora, taurine bisa disintesa sendiri oleh tubuh, tapi pada karnivora termasuk kucing tidak bisa mensintesa asam amino ini. Sehingga taurine paad kucing tidak boleh terlewat dalam pemenuhan nutrisinya. Taurine sangat penting untuk metabolisme tubuh terutama dalam perkembangan organ terutama otak, jantung, mata, pertumbuhan tubuh, dan lainnya.

Kekurangan taurine bisa menyebabkan kelainan pada mata yaitu degenerasi retina sehingga bisa mengalami kebutaan pada kitten, kelainan otot jantung, kecenderungan keguguran saat hamil, gangguan kesuburan dan kelainan janin.

Taurine dapat ditemukan pada organ jantung, hati, otak, otot hewan lain seperti burung, ayam, ikan, sapi.

Berbeda dengan herbivora dan omnivora yang bisa mensintesa vitamin dari bahan makanan apapun termasuk yang berasal dari tumbuhan, kucing tidak bisa mensintesa vitamin tersebut, jadi perlu diberikan dari luar. Vitamin-vitamin ini biasanya terdapat di bahan makanan asal hewan seperti ikan, daging.

Lalu apakah boleh konsumsi makanan kering (dry food) yang dijual bebas? Kan juga mengandung karbohidrat?

Makanan kering atau dryfood yang dijual secara bebas memang mengandung sumber karbohidrat dan juga sebagai sumber protein nabati biasanya jagung dan kedelai. Fungsinya untuk memenuhi sumber protein dan sumber energi pada bahan makanan. Walaupun pada proses pembuatannya memang telah diformulasikan khusus dan sesuai dengan kebutuhan minimal kucing.

Namun tetap saja penting untuk mencampurkan makanan kering dengan sumber protein hewani yang sebenarnya seperti ikan, ayam, dan daging. Hal ini juga membuat kucing tidak bosan pada makanan, karena kebosanan pada makanan bisa juga membuat nafsu makan menurun.

Tapi pastikan reaksi yang timbul ya setelah diberikan makanan baru, jika terjadi reaksi mencret maka sebaiknya pemberian makanan baru dihentikan.

Menurut pengalaman saya pribadi, kucing kami (lily dan voodoo) tidak mengalami perubahan bentuk feses menjadi cair ketika makanan nya kami seling dengan puding ikan, ikan rebus, ayam rebus, maupun udang.

Memberi makan dengan sumber protein kan mahal?
Sumber protein seperti daging, ayam, ikan memang merupakan bahan makanan yang tidak murah. Untuk diri sendiri saja belum tentu setiap hari bisa makan protein hewani. Namun, karena memang kucing penting untuk konsumsi protein hewani, kita bisa menyiasatinya dengan mencampurkan protein hewani dalam pakan.

Misalnya dengan memberikan jeroan ikan maupun jeroan ayam dan lainnya di sela waktu makan. Jika biasanya dalam satu hari memberikan makan 3 kali makanan kering komersial, maka bisa diganti dengan 2 kali makanan kering, 1 kali memberikan ikan maupun jeroan nya, ataupun jeroan ayam.

Atau bisa juga membuat makanan basah sendiri dengan menggunakan ikan maupun ayam lalu di haluskan, dicampurkan dengan agar-agar dan menjadi puding ikan maupun puding ayam.

Jadi, memberikan nasi pada kucing sebaiknya memang tidak diberikan terlalu banyak dan terus menerus, karena kucing membutuhkan lebih banyak protein dibandingkan dengan nasi. Setiap melakukan pergantian pakan ada baiknya konsultasikan ke dokter hewan (karena biasanya reaksi yang timbul akan berbeda tergantung individu).

sumber: dari tanyadokterhewan.com
drh puspasari respatiningtyas

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *