Dalam pengertian yang paling sederhana, pyometra adalah infeksi pada uterus (rahim).Pada saat ini banyak yang mengkaitkan pyometra pada kucing dengan pemberian suntik KB pada kucing, walaupun hal ini ada benarnya namun bukan penyebab tunggal timbulnya pyometra.Apapun penyebabnya, pyometra tidak bisa dianggap sepele dan perlu ditangani segera.
Uterus atau rahim merupakan salah satu organ reproduksi pada kucing betina yang fungsi utamanya adalah tempat tumbuhnya janin sebelum dilahirkan. Sebagai tempat tumbuhnya janin maka bisa dipastikan organ ini harus steril atau bebas kuman sehingga janin bisa tumbuh dengan sehat. Uniknya walaupun harus steril, uterus ini juga terhubung dengan dunia luar melalui lubang vagina yang notabene juga merupakan lobang tempat kucing betina megeluarkan air kencingnya serta secara anatomi terletak dibawah anus tempat kucing mengeluarkan kotorannya. Jadi secara anatomi uterus sangat rentan terhadap kemungkinan infeksi masuknya bakteri dari luar.
Untuk melindungi uterus dari infeksi bakteri dari luar tubuh, setidakanya terdapat dua mekanisme yang ada pada tubuh kucing. Mekanisme pertama adalah mekanisme buka tutup melalui kontraksi serviks, sedangkan mekanisme yang kedua adalah penggunaan sel darah putih.
Serviks atau leher rahim merupakan pembatas antara uterus dengan vagina, serviks ini bisa menyempit dan melebar sehingga menjadi semacam pintu yang bisa dibuka dan ditutup. Pada saat diperlukan misalnya pada saat kucing betina birahi maka pintu ini akan terbuka sehingga sperma bisa masuk untuk membuahi sel telur.Demikian juga ketika bayi kucing siap dilahirkan pintu ini akan terbuka dan sang bayi kucing bisa keluar dari rahim kucing.
Mekanisme perlindungan uterus yang kedua adalah menggunakan sel darah putih, seperti kita ketahui sel darah putih merupakan “prajurit” yang digunakan untuk mempertahankan tubuh jika ada infeksi luar yang masuk. Pada saat kucing betina birahi, penggunaan sel darah putih ini dibatasi oleh mekanisme yang ada pada tubuh kucing. Pembatasan ini diperlukan supaya sperma dari kucing jantan tidak diserang secara berlebihan yang jika ini terjadi maka pembuahan sel telur dipastikan akan gagal.
Tuhan menciptakan tubuh kucing (dan juga mahluknya yang lain) sungguh sangat sempurna. Pengaturan pembukaan dan penutupan serviks serta pertahanan dengan sel darah putih dalam keadaan normal terjadi sangat rapi sehingga di satu sisi memungkinkan terjadinya pembuahan namun disisi lain juga secara efektif menghalangi masuknya bakteri yang merugikan ke dalam tubuh. Akan tetapi ada kalanya mekanisme ini tidak berjalan secara mulus dan ini yang menyebabkan terjadinya pyemetra.
Ketika kucing betina dalam keadaan birahi maka hormon progesteron akan naik kadarnya didalam darah. Naiknya kadar hormon ini akan menyebabkan terbukanya serviks sehingga sperma dari pejantan bisa masuk untuk melakukan pembuahan,selain itu juga menyebabkan menebalnya dinding uterus yang diperlukan sebagai persiapan menyambut datangnya janin hasil pembuahan.
Apabila tidak terjadi pembuahan maka penebalan dinding uterus yang berulang ulang akan memicu munculnya pembesaran kelenjar endometrium yang dikenal sebagai pembesaran kista dinding rahim atau cystic endometrial hyperplasia (CEH).
Pada keadaan dimana terdapat penebalan dinding uterus,adanya pembesaran kista pada dinding uterus (CEH),menurunnya aktivitas sel darah putih ditambah serviks yang terbuka akan menyebabkan naiknya resiko munculnya infeksi sekunder dari luar.Infeksi dan peradangan pada uterus yang diikuti dengan akumulasi nanah biasa disebut sebagai pyometra.
Apabila serviks dalam keadaan terbuka maka cairan nanah ini akan meluber keluar tubuh dan akan nampak adanya leleran nanah pada alat kelamin kucing betina, namun apabila serviks dalam keadaan tertutup maka nanah akan menumpuk di dalam uterus.
Secara teoritis, kucing yang birahi namun tidak dilanjutkan dengan adanya konsepsi (pembuahan)serta kehamilan secara berulang ulang akan menaikkan kemungkinan timbulnya kista endometrium yang selajutnya juga akan mempermudah terjadinya pyometra. Kemungkinan terjadinya hal ini lebih banyak pada kucing yang sudah tua dibanding pada kucing muda (karena semakin tua usia kucing, semakin sering mengalami siklus birahi).
Pemberian hormon buatan (misalnya pada penyuntikan KB untuk mencegah birahi dan kehamilan pada kucing) pada dasarnya akan memberi efek menebalnya dinding uterus (rahim) kucing. Sangatlah sulit untuk memberikan suntikan KB dalam dosis yang tepat, karena setiap individu kucing berbeda dan karenanya pemberian obat suntik KB pada kucing sangat beresiko menyebabkan timbulnya kista dinding uterus,menebalnya dinding uterus dan terbukanya serviks yang menaikkan resiko timbulnya pyometra. Karena itulah penyuntikan KB pada kucing sangat tidak disarankan atau setidaknya tidak dilakukan secara berulang ulang.
sumber:arisbaskoro